Selasa, 09 Oktober 2018

Kekacauan Kelompok B5

Edit Posted by Unique with 1 comment
Kehidupan di FKG sangat berbeda jauh dengan kehidupan yang ada di fakultas lain. Kalau di fakultas lain mungkin rata-rata mereka menghabiskan 4 tahun di bangku kuliah dengan masuk kelas, praktikum and so on...
Tapi kalau di FKG, kamu bakal ngerasa kayak lagi masuk ke dalam hutan rimba, masuknya mungkin bisa melalui beberapa jalan atau jalur tapi ketika kamu sudah berada di tengah-tengah hutan itu kamu mungkin bakal ketemu sama hal-hal yang diluar ekspektasi kamu, entah itu bakal ketemu binatang buas, gak makan, gak bisa tidur, bahkan mungkin gak bisa keluar dari hutan itu. But yahh mau gak mau harus dijalanin.

So, di FKG itu ada beberapa kegiatan belajar mengajarnya yang beda dari fakultas lain which is Tutorial dan Skill Lab. Tutorial itu kegiatan belajar yang modelnya diskusi yang mana kita dikumpulin dalam sebuah kelompok yang isinya di random (gak sesuai absen) dan setiap tutorialnya anggota kelompoknya diubah. Kalau Skill Lab itu semacam paraktikum tapi lebih spesifik like karena aku FKG jadi mungkin materi skill labnya kayak kita belajar menambal gigi, cabut gigi, etc. Di Skill Lab ini kita dibagi ke dalam 10 kelompok yang kelompoknya itu bertahan sampai empat tahun kedepan atau selama kita belajar di S1 Kedokteran Gigi. Kelompoknya itu A1-A5 dan B1-B5. Dan aku ada di kelompok yang paling terakhir which is kelompok B5.

Nah, karena kelompok B5 ini anggotanya sesuai urutan absen, so aku gabung sama mereka-mereka yang juga berada di urutan absen paling bawah.

Jadi, kelompok B5 ini terkenal dengan kelompok yang paling apatis tapi kalau udah saling ketemu, beuuhh serangkaian drama kehidupan makhluk-makhluk FKG sampai drama kehidupan artis Indonesia akan menjadi diskusi pembuka sebelum datangnya dosen instruktur yang membuat cerita kami berubah status menjadi "bersambung..."

Gak cuma jadi biang gosip tapi kadang suasana dan kegiatan skill lab yang dipenuhi dengan hal-hal yang dramatis, entah itu gugup menunggu giliran pengambilan nilai, latihan berbicara sesuai checklist, dan masih banyak lagi. Di B5 hal-hal tersebut sangat sangat sangatlah jarang ditemui. Yep, karena di ruangan B5 suasana skill lab kadang bisa saja disulap menjadi suasana sedang di salon, panggung Indonesian Id*l, tempat karaokean, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya yg tak sanggup ku definisikan sampai beberapa dosen sudah tau dan hapal dengan kelakuan kami. Kebayang gak?

Salah satu kebiasaan unik B5 adalah suka bermain sambung lirik...
Yes, ketika kamu menyanyikan sebait lagu dan berhenti, maka yang lain akan menyambung lirik selanjutnya yang gak kamu nyanyikan. Misalnya, aku nyanyi sendirian lirik lagu "percayalah sayang berpisah itu mudah oooo..." maka mulut-mulut gatal mereka akan menyambung lirik selanjutnya "tak ada kamu di hidupku aku mampuuuu". Ini mungkin masih hal yang sederhana, mungkin kalian yang membaca ini bakal bilang "yaelah dikelompok kami juga gitu kali", "emang cuma dikelompok kalian doang yg kyak gitu? hellowww" and so on... dan aku cuma bisa bilang kalau aku GAK PEDULI hahahaha.

Suatu hari, kami lagi pengambilan nilai skill lab tentang Rekam Medik. Skill Lab ini memakan waktu yang lama bangettt karena kita harus periksa rongga mulut antar teman dan bakal diberi komentar sama dosen instruktur yang komentarnya sepanjang rel kereta api. Alhasil, kami yang belum dapat giliran dan yang sudah mendapat giliran merasakan suntuk dan kebosanan yang hqq sampai aku dan teman-teman yang lain pun udah bosan untuk latihan dan membaca checklist. Hal-hal inilah yang membuat rasa gabut bermunculan, saking gabutnya kadang aku sampai bosan main hp dan ada juga yang menyempatkan diri untuk ke kopma belanja jajanan. Selain itu, ha-hal tersebut jugalah yang membentuk forum serius menjadi forum gosip yang melebihi lambe-lambean yang ada di medsos. Setelah, mulut sudah berbusa dan sudah mulai kehabisan referensi serta narasumber yang aktual dan terpercaya, maka bermunculanlah kegiatan-kegiatan yang sangat tidak berfaedah. Waktu itu sih aku yang memulainya hehehehe. Jadi, aku iseng-iseng aja karena tangan ku lagi gatal mau pegang-pegang rambut orang dan korbannya adalah si Alif the one and only anggota yang berbeda jenis kelamin dengan kami tapi tapi kelakuan dan perilaku SAMA dengan para ciwi-ciwi B5 even aku kadang merasa lebih jantan daripada doi-_-
Okay kembali ke peradaban...
So waktu itu karena rambut alif ini agak panjang dan lembut selembut sutra beud cuyy rambut si doi yang kadang bikin akika iri, akhirnya ku kepang-kepanglah rambut selembut sutra tersebut yang mengundang beberapa oknum untuk ikut serta bergotong-royong dalam permainan rambut alif. Seketika terdengarlah puji-pujian maha dahsyat yang melambungkan si alif sampai ke langit ke-8 seperti "OMG Lif, rambut kam bagus banarrr", "sumpah liff ini lembut banarr enak banget di pegang2" dan masih banyak puji-pujian lainnya.  Setelah itu, kami mengandai-andaikan diri kami semua adalah tim backstage salah satu model papan bekas yang akan segera melakukan sebuah pagelaran fashion show yang saat itu kami sebut "Kelayan Fashion Week". Yang akan menjadi modelnya adalah Alif dan tim wardrobe dan hair do adalah aku, Reisha, Salsa, dan Nova. Kami berempat memulai kreasi rambut kami dimulai dengan kepangan manjahh yang aku buat sampai sasakan rambut yang dibuat oleh Reisha yang katanya "natural look" itu. Si Alif yang sok-sok pasrah padahal pencitraan karena di masukin ke snapgram ini cuma bisa berkata "eh tolong dong mbak saya kepanasan", "aduh mbak poni saya masuk ke mata" yaiyalah gimana gak panas kalau hairstylist-nya aja ada 4 orang wkwkwk dan rambut alif ini emang bener panjang, jadi kalau kita majuin kedepan itu bener-bener nutupin mata dia dan berakhir dengan masuk ke mata. Selama kita melakukan hal-hal aneh dengan rambut dia, dia juga sok-sok menempatkan dirinya seperti seseorang yang bener-bener lagi di make up. Kalian seriang liat kan model-model yang lagi dimake up atau rambutnya lagi ditata itu kayak duduk diem terus main hp gitu dan alif juga melakukannya gaes...





Selain itu gaes, kami juga punya satu cerita yang bener-bener bikin ngakak. Jadi waktu itu, kami ceritanya mau foto bareng untuk merayakan keberhasilan osce kami pada saat itu dan sebagai bentuk kebahagiaan karena kita telah menyelesaikan blok 11 dengan baik. Kami semua pun celingak-celinguk kedepan, belakang, kanan, kiri, atas, dan bawah untuk mencari tempat foto yang pas dan bagus serta mainstream. "Kita befoto disitu ja nah sambil bejuntai kaki" (Kita foto disitu aja yuk sambil menjuntai kaki) kata Alif sambil menunjuk salah satu bagian dari rooftop kampus yang bikin kami yang dengar itu langsung merasakan ngilu luar biasa pada kaki. Gimana gak? tuh tempat yang ditunjuk alif serem beud booo, ngebayanginnya aja gak sanggup akuuu...
Kemudian, untuk membalas ucapan alif itu aku iseng-iseng menunjuk salah satu atap kantin yang ada didekat tribun kampus kami. Posisinya di lingkaran merah pada foto dibawah...



Lumayan tinggikan hahaha. Nah gambar lebih detailnya...
Jadi, kami rencananya mau duduk sambil menjuntaikan kaki di tempat yang ditunjuk sama panah merah. Aku, Amel, Salsa, dan Alif berinisiatif untuk mencoba pertama kali dan ketika kami sudah sampai di sana, ternyata kami TIDAK BISA NAIKKK. Tidak seperti ekspektasi yang kami harapkan, ternyata tempaat itu terlalu tinggi apalagi kami semua pakai rok ditambah lagi badan kami yang rata-rata berisi sehingga gak sanggup untuk ngangkat pantat buat sampai diatas kecuali Alif karena dia cowok dan Amel yang berbadan mungil tapi gak menggemaskan. Aku dan Salsa masih berusaha untuk bisa naik, tapi yang paling bersusah payah si Salsa sih sampai mengeram-ngeram kayak ayam mau lahiran eh bertelur hehehe dan aku? hanya pasrah menunggu dewa keajaiban dewa angin yang akan membantu mengangkat badan ku yang berat seberat dosa ini. Yang lain gimana? kawan-kawan kami yang lain cuma bisa memandang kami dari bawah sambil cekikikan dan merayu-rayu adik tingkat yang lagi menikmati makanannya untuk mau fotoin kami.
Setelah 15 menit dengan usaha yang sangat keras akhirnya kami menyerah dan memutuskan untuk duduk di tingkat keduanya saja di tempat jendela-jendela hitam yang ada di gambar. Duduk ditingkat kedua ini pun penuh dengan drama dan perjuangan yang luar biasa. Beberapa dari kami seperti Delina, Dhira, Syifa, dll sudah mengambil posisi dengan Delina yang berada paling ujung yang posisinya paling luar. Aku dan yang lain yang belum dapat tempat nyuruh mereka buat geser ke sana tapi karena Delina yang udah takut banget karena katanya ketinggian buat dia, akhirnya aku berencana untuk tukeran posisi sama dia, ku suruhlah mereka untuk menyingkir dulu supaya bisa menyusun ulang posisi tapi di Delina dan Dhira gak mau menyingkir dan cuma ngelipat-lipat kaki mereka aja di atas situ buat bikinin jalan buat pantat aku lewat sampai ke ujung. Beberapa orang pun berhasil ku lewati, ketika akan melewati Delina, aku gak yakin, pantat ku gak cukup buat lewat dan akhirnya mau gak mau Delina tetap diujung, Aku, Via, Dhira, Syifa, dan Fina. Alif dan Amel diatas kami, Nova dan Salsa hanya berdiri dibawah kami karena gak ada tempat lagi untuk duduk ditingkat kedua karena Delina yang udah takut banget untuk geser lagi dan cuma bisa bilang "Jangan geser lagi dong, kaki ku udah ngilu parahh" daaannnn aku, Via cuma bisa ketawa ngakak karena Amel yang duduk di atas pun udah ngomel-ngomel dan memohon-mohon buat turun tapi kami ngelarang karena formasinya udah pas banget coyy dan kami cuma bisa meresponnya dengan ketawa ngakak sengakak-ngakaknya...
Akhirnya setelah drama-drama singkat yang terjadi, si dede tingkat pun fotoin kami sambil ketawa-ketawa mengejek. Mungkin hatinya berkata "Ini kating udah kaya orang barusan ngeliat atap aja dah" yah mau gimana lagi demi mendapatkan foto yang katanya 'mainstream'.
Jepretan pertama udah selesai nih, terus si Salsa ngambil hp yang dipakai si dede tingkat buat fotoin kami tadi dann setelah melihat itu si Salsa ngakak-ngakak sambil bilang "Sumpahhh ini foto udah kayak meteor garden HAHAHAHA" kami semua juga ikutan ngakak kecuali Delina yang kata dia "Aduhh gak bisa ngakak lagi saking takutnya" hahahahaha

Abis itu, kami jeda sebentar dan minta si dede tingkat buat foto ulang dengan angel yang berbeda tapi ditengah-tengah itu, si Amel lagi-lagi memohon-mohon buat turun, "Eh pleasee aku turun aja dong, sumpahh aku takut gak bisa turun" dan lagi-lagi kami menolaknya dan dese cuma bisa pasrah duduk sama si Alif diatas sampai sesi foto selesai.
Setelah sesi fotonya selesai nih, drama Alif dan Amel yang kesusahan turun pun dimulai. Dimulai dengan Alif yang akhirnya bisa turun dengan melompat sampai si Amel yang turun dari atas udah kayak cheerleader yang dimana kakinya diletakkan diatas paha Alif, bisa bayanginkan? hahaha dan gak tau gimana proses turun selanjutnya ketika si Amel udah berhasil turun si dese mengeluh karena kalau gak salah waktu itu jarinya sedikit luka dan berdarah.

Ini hasi foto ala meteor garden kami...

Hari itu pun kami tutup dengan gaya dan posisi foto yang lebih waras.
Menurut ku, itu sih pengalaman yang paling lucu selama aku bareng mereka, gak tau deh nanti berikut-berikutnya apakah bakal masih ada pengalaman-pengalaman lucu lagi.
Tapi yang jelas, aku bersyukur bisa menjadi bagian dari B5.
Mungkin kami gak sepintar kelompok-kelompok lainnya, mungkin kami gak seperti kelompok lain yang bisa keluar kota bareng. But, aku senang karena bisa disatukan sama orang-orang yang kelakuannya hampir sama kayak aku juga hahaha and this is us dengan segala kekurangan yang kami punya...

Selasa, 18 September 2018

Achieve My Goals

Edit Posted by Unique with No comments
Diterima di perguruan tinggi negeri adalah impian hampir semua orang. Tiap tahunnya, semua siswa(i) SMA berlomba-lomba untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri yang mereka inginkan. Aku bersekolah di salah satu SMA yang terkenal di Kab. Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, yaitu SMAN 1 Polewali.  Sejak kami masih duduk di kelas XI, kami sudah mulai mencari-cari universitas yang akan menjadi target kami nantinya.

Sejak kelas IX atau kelas 3 SMP, sebenarnya aku sudah mnentukan universitas yang akan aku jadikan target, yaitu Universitas Lambung Mangkurat yang ada di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Banyak orang yang bertanya-tanya mengapa aku memilih universitas tersebut sedangkan kebanyakan orang berharap untuk bisa berkuliah di universitas-universitas besar di pulau Jawa dan UNHAS Makassar. Dari aku SD, aku selalu berharap jika suatu saat aku bisa pergi ke Banjarmasin dan bisa berbahasa Banjar karena aku sering mendengar sepupu ku yang tinggal di Banjarmasin berbicara menggunakan aksen bahasa Banjar.

Kami pun sudah duduk di kelas XII, sebentar lagi kami akan menghadapi ujian nasional dan ujian masuk PTN ataupun PTS. Semua orang sudah mulai mempersiapkannya dengan mengikuti bimbel, membeli buku-buku kumpulan soal, dan banyak kegiatan lainnya. Saat itu aku memilih untuk ikut bimbel yang ada di dekat sekolah ku. 

Tidak terasa, pendaftaran SNMPTN semakin dekat kami pun mulai mengurus nilai-nilai di rapor kami dan memverifikasi nilai kami di website SNMPTN. Waktu itu, guru di sekolah kami meminta dua orang perwakilan dari setiap kelas untuk mengupload nilai-nilai perkelas. Karena sangat banyak nilai yang harus kami upload, ditambah jaringan yang sangat tidak mendukung dan website yang kadang down, mengharuskan kami untuk stay di lab. komputer sekolah kami dari sore hingga subuh hari tanpa tidur sama sekali. Jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari, baru kami bisa mengakses website tersebut, kami pun mulai melanjutkan mengupload dan menyelesaikan semuanya. Setelah pukul 05.00 subuh, aku dan salah satu teman ku baru bisa pulang ke rumah karena pekerjaan kami sudah selesai tapi beberapa teman kami masih banyak yang belum menyelesaikan pekerjaannya. Untungnya hari itu kami tidak ada kelas pagi karena paginya diisi dengan kerja bakti seluruh siswa. Akupun baru bisa berangkat kesekolah sekitar pukul 10.00 pagi dengan kondisi yang masih sangat mengantuk.

Tibalah saatnya kami untuk melakukan pengisian data di website SNMPTN, aku pun menuliskan jurusan dan universitas yang ingin aku masuki, yaitu:
1. Pendidikan Dokter - Universitas Lambung Mangkurat
2. Kedokteran Gigi - Universitas Lambung Mangkurat
Aku sangat berharap bisa lulus di pilihan manapun asalkan aku bisa berkuliah disana, walapun sebenarnya harapan ku ini sangat-sangat tinggi tapi aku selalu percaya kalau tidak ada yang mustahil.

Tibalah saatnya pengumuman SNMPTN, dan ternyata hasinya aku tidak lolos. Yah, sebenarnya aku merasa biasa saja tapi ada sedikit sedihnya karena itu pertanda bahwa aku harus berjuang lagi untuk SBMPTN.

Singkat cerita, setelah menjalankan UN dan US aku langsung menuju ke Makassar untuk mengikuti bimbel SBMPTN di salah satu lembaga bimbel yang terkenal di Indonesia. Di Makassar, aku tinggal di salah satu kost-kostan yang dekat dengan tempat bimbel ku, tiap harinya aku berjalan kaki menuju ke sana. Di Makassar ini juga, sebenarnya aku tidak hanya bimbel saja tapi juga kursus menyetir selama dua minggu.

Tibalah saatnya pendaftaran SBMPTN dibuka. Akupun segera mendaftarkan diriku.

Yah, inilah kartu pesertaku. Kalian bisa liat sendiri seperti apa urutan pilihan jurusan yang aku pilih. Kalau orang lihat, pasti aku dianggap tidak betul-betul dalam pemilihan jurusan karena kata orang banyak, seharusnya aku menomor satukan universitas dengan akreditasi yang tinggi daripada yang dibawahnya tapi aku tidak melakukan itu. Aku hanya mengikuti syarat dan ketentuan yang dibuat oleh panitia SBMPTN bahwa kita diperbolehkan untuk memilih maksimal tiga program studi sesuai dengan prioritas yang kita inginkan dan seperti itulah prioritasku.
Dan untuk SBMPTN ini lagi-lagi aku belum beruntung, aku tidak lulus lagi. Hal ini benar-benar membuat aku kecewa karena, aku sangat ingin masuk di PTN.

Setelah perbincangan dengan orang tua, aku memutuskan untuk kembali berjuang di jalur Mandiri beberapa PTN dan jalur masuk PTS. Aku mengikuti jalur mandiri di UNHAS dan UNLAM. Sedangkan, tes di PTS yaitu di Bosowa University Makassar dan UKDW Jogja.

Alurnya, pertama-tama aku mendaftarkan diri di jalur mandiri UNHAS terlebih dahulu karena jalur mandiri UNHAS tidak memerlukan tes tapi hanya melihat nilai SBMPTN. Kemudian, aku pun menuju ke Makassar lagi untuk mengikuti tes di Bosowa University tentunya dengan pilihan prodi yang sama, tidak pernah berubah. Lalu, aku, mama, dan adikku berangkat ke Banjarmasin dan satu hari setelah sampai di Banjarmasin, aku pergi ke Jogja untuk tes di UKDW. Lalu, setelah tes di UKDW aku kembali ke Banjarmasin untuk tes di UNLAM. Berlika-liku sekali bukan?

Sambil menunggu jadwal tes ku di UNLAM, aku juga menunggu hasil tes ku yang ada di UNHAS, UKDW, dan Bosowa University dan hasilnya adalah sama-sama tidak lolos juga.
Aku benar-benar stres waktu itu, teman-teman ku sudah pada lulus, tinggal aku yang nasibnya masih menggantung. Satu-satunya harapan ku tersisa UNLAM, aku sudah berencana bahwa jika aku tidak lulus juga di UNLAM, aku akan tes lagi di tahun berikutnya dan mungkin aku akan menghabiskan satu tahun ini dengan kursus dan bimbel.

Hari demi hari ku habiskan dengan hanya menonton TV, makan, dan tidur. Saat itu, tante dan om ku yang rumahnya aku tumpangi di Banjarmasin sedang keluar kota. Tinggallah aku bertiga dengan kedua sepupu ku. Suatu malam, kami sudah memasuki kamar masing-masing, akupun juga sudah tidur. Tiba-tiba ada yang membuka kamarku, ternyata itu sepupu ku dan dia menanyai tanggal lahir ku, karena waktu itu aku sangat mengantuk jadi aku hanya memberitahunya saja dan tidak bertanya lebih lanjut. Besok paginya, baru aku berpikir kenapa dia menanyai soal itu? Bukannya pengumuman masih beberapa hari lagi? Tapi, karena aku malas memikirkannya akhirnya aku tidak memikirkannya lebih lanjut.

Hari itu, tante dan om ku sudah kembali ke Banjarmasin, mereka sampai di rumah dimalam hari sekitar jam 10 atau 11 malam dan aku sudah tidur. Keesokan paginya, aku dipanggil oleh mereka dan disuruh untuk mengecek pengumuman karena kata mereka pengumuman dimajukan. Aku shock dan deg-degan luar biasa, aku pun membuka pengumuman itu dan lagi-lagi tertulis tidak lolos, akupun diam dan berpasrah menerima kenyataan bahwa aku akan segera kembali pulang. Begitu aku keluar kamar dan bertemu dengan tante dan om ku lagi, mereka menanyai ku tentang hasilnya, tapi aku hanya berpura-pura tidak tau. mereka pun memaksaku untuk membukanya, akupun lagi-lagi membukanya dan hasilnya tetap sama, Akupun pasrah dan berterus terang kepada mereka bahwa disitu tertulis aku tidak lolos. Tapi mereka heran dan bertanya "Masa? Kemarin kok pas dibuka sama 'nama sepupuku', kamu lolos kok". Akupun terkejut dan mencoba lagi dengan tengan yang bergetar. Setelah, kuperhatikan aku salah menulis tahun lahirku. Dan ternyata aku benar-benar lolos. Oh Tuhan, rasanya hari itu senyum ku tidak bisa pudar. Akupun mengabarkan berita itu kesemua teman-teman ku.

Aku sungguh senang dan tidak menyangka bahwa Tuhan mendengar dan menjawab doa ku yang sudah bertahun-tahun selalu ku panjatkan.