Selasa, 18 September 2018

Achieve My Goals

Edit Posted by Unique with No comments
Diterima di perguruan tinggi negeri adalah impian hampir semua orang. Tiap tahunnya, semua siswa(i) SMA berlomba-lomba untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri yang mereka inginkan. Aku bersekolah di salah satu SMA yang terkenal di Kab. Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, yaitu SMAN 1 Polewali.  Sejak kami masih duduk di kelas XI, kami sudah mulai mencari-cari universitas yang akan menjadi target kami nantinya.

Sejak kelas IX atau kelas 3 SMP, sebenarnya aku sudah mnentukan universitas yang akan aku jadikan target, yaitu Universitas Lambung Mangkurat yang ada di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Banyak orang yang bertanya-tanya mengapa aku memilih universitas tersebut sedangkan kebanyakan orang berharap untuk bisa berkuliah di universitas-universitas besar di pulau Jawa dan UNHAS Makassar. Dari aku SD, aku selalu berharap jika suatu saat aku bisa pergi ke Banjarmasin dan bisa berbahasa Banjar karena aku sering mendengar sepupu ku yang tinggal di Banjarmasin berbicara menggunakan aksen bahasa Banjar.

Kami pun sudah duduk di kelas XII, sebentar lagi kami akan menghadapi ujian nasional dan ujian masuk PTN ataupun PTS. Semua orang sudah mulai mempersiapkannya dengan mengikuti bimbel, membeli buku-buku kumpulan soal, dan banyak kegiatan lainnya. Saat itu aku memilih untuk ikut bimbel yang ada di dekat sekolah ku. 

Tidak terasa, pendaftaran SNMPTN semakin dekat kami pun mulai mengurus nilai-nilai di rapor kami dan memverifikasi nilai kami di website SNMPTN. Waktu itu, guru di sekolah kami meminta dua orang perwakilan dari setiap kelas untuk mengupload nilai-nilai perkelas. Karena sangat banyak nilai yang harus kami upload, ditambah jaringan yang sangat tidak mendukung dan website yang kadang down, mengharuskan kami untuk stay di lab. komputer sekolah kami dari sore hingga subuh hari tanpa tidur sama sekali. Jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari, baru kami bisa mengakses website tersebut, kami pun mulai melanjutkan mengupload dan menyelesaikan semuanya. Setelah pukul 05.00 subuh, aku dan salah satu teman ku baru bisa pulang ke rumah karena pekerjaan kami sudah selesai tapi beberapa teman kami masih banyak yang belum menyelesaikan pekerjaannya. Untungnya hari itu kami tidak ada kelas pagi karena paginya diisi dengan kerja bakti seluruh siswa. Akupun baru bisa berangkat kesekolah sekitar pukul 10.00 pagi dengan kondisi yang masih sangat mengantuk.

Tibalah saatnya kami untuk melakukan pengisian data di website SNMPTN, aku pun menuliskan jurusan dan universitas yang ingin aku masuki, yaitu:
1. Pendidikan Dokter - Universitas Lambung Mangkurat
2. Kedokteran Gigi - Universitas Lambung Mangkurat
Aku sangat berharap bisa lulus di pilihan manapun asalkan aku bisa berkuliah disana, walapun sebenarnya harapan ku ini sangat-sangat tinggi tapi aku selalu percaya kalau tidak ada yang mustahil.

Tibalah saatnya pengumuman SNMPTN, dan ternyata hasinya aku tidak lolos. Yah, sebenarnya aku merasa biasa saja tapi ada sedikit sedihnya karena itu pertanda bahwa aku harus berjuang lagi untuk SBMPTN.

Singkat cerita, setelah menjalankan UN dan US aku langsung menuju ke Makassar untuk mengikuti bimbel SBMPTN di salah satu lembaga bimbel yang terkenal di Indonesia. Di Makassar, aku tinggal di salah satu kost-kostan yang dekat dengan tempat bimbel ku, tiap harinya aku berjalan kaki menuju ke sana. Di Makassar ini juga, sebenarnya aku tidak hanya bimbel saja tapi juga kursus menyetir selama dua minggu.

Tibalah saatnya pendaftaran SBMPTN dibuka. Akupun segera mendaftarkan diriku.

Yah, inilah kartu pesertaku. Kalian bisa liat sendiri seperti apa urutan pilihan jurusan yang aku pilih. Kalau orang lihat, pasti aku dianggap tidak betul-betul dalam pemilihan jurusan karena kata orang banyak, seharusnya aku menomor satukan universitas dengan akreditasi yang tinggi daripada yang dibawahnya tapi aku tidak melakukan itu. Aku hanya mengikuti syarat dan ketentuan yang dibuat oleh panitia SBMPTN bahwa kita diperbolehkan untuk memilih maksimal tiga program studi sesuai dengan prioritas yang kita inginkan dan seperti itulah prioritasku.
Dan untuk SBMPTN ini lagi-lagi aku belum beruntung, aku tidak lulus lagi. Hal ini benar-benar membuat aku kecewa karena, aku sangat ingin masuk di PTN.

Setelah perbincangan dengan orang tua, aku memutuskan untuk kembali berjuang di jalur Mandiri beberapa PTN dan jalur masuk PTS. Aku mengikuti jalur mandiri di UNHAS dan UNLAM. Sedangkan, tes di PTS yaitu di Bosowa University Makassar dan UKDW Jogja.

Alurnya, pertama-tama aku mendaftarkan diri di jalur mandiri UNHAS terlebih dahulu karena jalur mandiri UNHAS tidak memerlukan tes tapi hanya melihat nilai SBMPTN. Kemudian, aku pun menuju ke Makassar lagi untuk mengikuti tes di Bosowa University tentunya dengan pilihan prodi yang sama, tidak pernah berubah. Lalu, aku, mama, dan adikku berangkat ke Banjarmasin dan satu hari setelah sampai di Banjarmasin, aku pergi ke Jogja untuk tes di UKDW. Lalu, setelah tes di UKDW aku kembali ke Banjarmasin untuk tes di UNLAM. Berlika-liku sekali bukan?

Sambil menunggu jadwal tes ku di UNLAM, aku juga menunggu hasil tes ku yang ada di UNHAS, UKDW, dan Bosowa University dan hasilnya adalah sama-sama tidak lolos juga.
Aku benar-benar stres waktu itu, teman-teman ku sudah pada lulus, tinggal aku yang nasibnya masih menggantung. Satu-satunya harapan ku tersisa UNLAM, aku sudah berencana bahwa jika aku tidak lulus juga di UNLAM, aku akan tes lagi di tahun berikutnya dan mungkin aku akan menghabiskan satu tahun ini dengan kursus dan bimbel.

Hari demi hari ku habiskan dengan hanya menonton TV, makan, dan tidur. Saat itu, tante dan om ku yang rumahnya aku tumpangi di Banjarmasin sedang keluar kota. Tinggallah aku bertiga dengan kedua sepupu ku. Suatu malam, kami sudah memasuki kamar masing-masing, akupun juga sudah tidur. Tiba-tiba ada yang membuka kamarku, ternyata itu sepupu ku dan dia menanyai tanggal lahir ku, karena waktu itu aku sangat mengantuk jadi aku hanya memberitahunya saja dan tidak bertanya lebih lanjut. Besok paginya, baru aku berpikir kenapa dia menanyai soal itu? Bukannya pengumuman masih beberapa hari lagi? Tapi, karena aku malas memikirkannya akhirnya aku tidak memikirkannya lebih lanjut.

Hari itu, tante dan om ku sudah kembali ke Banjarmasin, mereka sampai di rumah dimalam hari sekitar jam 10 atau 11 malam dan aku sudah tidur. Keesokan paginya, aku dipanggil oleh mereka dan disuruh untuk mengecek pengumuman karena kata mereka pengumuman dimajukan. Aku shock dan deg-degan luar biasa, aku pun membuka pengumuman itu dan lagi-lagi tertulis tidak lolos, akupun diam dan berpasrah menerima kenyataan bahwa aku akan segera kembali pulang. Begitu aku keluar kamar dan bertemu dengan tante dan om ku lagi, mereka menanyai ku tentang hasilnya, tapi aku hanya berpura-pura tidak tau. mereka pun memaksaku untuk membukanya, akupun lagi-lagi membukanya dan hasilnya tetap sama, Akupun pasrah dan berterus terang kepada mereka bahwa disitu tertulis aku tidak lolos. Tapi mereka heran dan bertanya "Masa? Kemarin kok pas dibuka sama 'nama sepupuku', kamu lolos kok". Akupun terkejut dan mencoba lagi dengan tengan yang bergetar. Setelah, kuperhatikan aku salah menulis tahun lahirku. Dan ternyata aku benar-benar lolos. Oh Tuhan, rasanya hari itu senyum ku tidak bisa pudar. Akupun mengabarkan berita itu kesemua teman-teman ku.

Aku sungguh senang dan tidak menyangka bahwa Tuhan mendengar dan menjawab doa ku yang sudah bertahun-tahun selalu ku panjatkan.